Selasa, 17 Julai 2018

Takkan Sama Orang Beriman Dengan Orang Kafir

0 ulasan
Assalamu'alaikum Wrh. Wbt.

Allahu Ta'ala berfirman :

أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ اجْتَرَحُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ نَجْعَلَهُمْ كَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَوَاءً مَحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ ۚ سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ
ayat 21

وَخَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ وَلِتُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
ayat 22

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
ayat 23


Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahawa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal solih, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu.
Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya, dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkan­nya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

Surah Al Jatsiyah, 45 : ayat 21, 22 & ; 23


Allahu Ta'ala berfirman, bahawa tidak sama antara orang-orang mukmin dan orang-orang kafir, seperti yang diungkapkan oleh firman-Nya :

لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۚ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ

Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni syurga; penghuni-penghuni syurga itulah orang-orang yang beruntung.

Surah Al Hasyr : ayat 20

Ada pon firman Allahu Ta'ala :


أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ اجْتَرَحُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ نَجْعَلَهُمْ كَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَوَاءً مَحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ ۚ سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ


Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu.

Surah Al Jatsiyah : ayat 21

Ya'ni Kami samakan di antara sesama mereka dalam kehidupan di dunia dan akhirat?

سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ
Amat buruklah apa yang mereka sangka itu.
Surah Al-Jatsiyah : ayat 21

Betapa buruknya dugaan mereka terhadap Kami, padahal mustahil Kami menyamakan di antara orang-orang yang bertaqwa dengan orang-orang yang pendurhaka dalam kehidupan di negeri akhirat nanti dan juga dalam kehidupan di dunia ini.

Al-Hafiz Abu Ya'la mengatakan bahawa Allah membangun agama-Nya di atas empat pilar. Maka barang siapa yang berpaling darinya dan tidak mengamalkannya, ia akan menghadap kepada Allah dalam keadaan sebagai orang yang fasiq (durhaka).

Ketika ditanyakan : Apa saja yang keempat pilar itu, hai Abu Zar? Abu Zar rhu. menjawab : Hendaklah sesaorang menerima apa yang dihalalkan oleh Allah kerana Allah, dan menolak apa yang diharamkan oleh Allah kerana Allah, dan menerima perintah Allah kerana Allah, dan menjauhi larangan Allah kerana Allah; tiada yang dipercayai olehnya terhadap keempat perkara itu selain dari Allahu Ta'ala.

Nabi Saw. telah bersabda :

كَمَا أَنَّهُ لَا يُجْتَنَى مِنَ الشَّوْكِ الْعِنَبُ، كَذَلِكَ لَا يَنَالُ الْفُجَّارُ مَنَازِلَ الْأَبْرَارِ

‘Sebagaimana tidak dapat dipetik dari pohon yang berduri buah anggur, demikian pula halnya orang-orang durhaka, mereka tidak akan memperoleh kedudukan orang-orang yang bertakwa’.”
Hadis ini gharib bila ditinjau dari segi jalurnya.
Muhammad ibnu lshaq menyebutkan di dalam kitab Sirah-nya, bahawa mereka telah menemukan sebuah prasasti yang ada di Makkah, tepatnya di pondasi Ka'bah. Disebutkan padanya : Kamu berbuat keburukan dan kamu harapkan kebaikan, perihalnya sama dengan orang yang memetik buah anggur dari pohon yang berduri, ya'ni mustahil mendapatkannya kerana pohon yang berduri tidak dapat membuahkan anggur.

Imam ath Thabrani telah meriwayatkan, bahawa Tamim Ad-Dari solat di suatu malam hingga pagi hari seraya mengulang-ngulang bacaan ayat berikut yaitu firman-Nya :

_Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahawa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal solih._
Surah Al-Jatsiyah : ayat 21

Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya :

_Amat buruklah apa yang mereka sangka itu._
Surah Al-Jatsiyah : ayat 21


Ada pon firman-Nya :

*{وَخَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالأرْضَ بِالْحَقِّ}*

_Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar._
Surah Al-Jatsiyah : ayat 22

Ya'ni dengan adil.

*{وَلِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ}*

_dan agar dibatasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan._
Surah Al-Jatsiyah : ayat 22


Kemudian Allahu Ta'ala berfirman :

*{أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ}*

_Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya._
Surah Al-Jatsiyah : ayat 23

Ya'ni sesunggohnya dia hanya diperintahkan oleh hawa nafsunya. Maka apa saja yang dipandang baik oleh hawa nafsunya, dia kerjakan; dan apa saja yang dipandang buruk oleh hawa nafsunya, dia tinggalkan. Ayat ini dapat juga dijadikan sebagai dalil untuk membantah golongan Mu'tazilah yang menjadikan nilai buruk dan baik berdasarkan kriteria rasio mereka sahaja.
Menurut apa yang diriwayatkan dari Malik sehubungan dengan tafsir ayat ini, orang tersebut tidak sekali-kali menyukai sesuatu melainkan dia mengabdinya.

Firman Allahu Ta'ala :

*{وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ}*
_dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya._
Surah Al-Jatsiyah : ayat 23

Makna ayat ini mengandung dua ta'wil. Pertama - Allah menyesatkan orang tersebut kerana Allah mengetahui bahawa dia berhak untuk memperoleh kesesatan. Kedua - Allah menjadikannya sesat sesudah sampai kepadanya pengetahuan dan sesudah hujjah ditegakkan terhadapnya.

Pendapat yang kedua mengharuskan adanya pendapat yang pertama, tetapi tidak kebalikannya.

*{وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً}*

dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?
Surah Al-Jatsiyah : ayat 23

Kerananya dia tidak dapat mendengar apa yang bermunafaat bagi dirinya dan tidak memahami sesuatu yang dapat dijadikannya sebagai petunjuk, dan tidak dapat melihat bukti yang jelas yang dapat dijadikan sebagai penerang hatinya. Kerana itulah disebutkan dalam firman berikutnya :

{فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلا تَذَكَّرُونَ}
Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? 
(Al-Jatsiyah: 23)
Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya :

{مَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَلا هَادِيَ لَهُ وَيَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ}
Barang siapa yang Allah sesatkan, maka baginya tak ada orang yang akan memberi petunjuk. Dan Allah membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan. 
(Al-A’raf: 186)
Wassalaam
Read more...

Jumaat, 9 Februari 2018

Catatan Hidup : Mengharungi Ranjau Dan Duri-Duri Dunia.

0 ulasan
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ...
بِسْمِ  ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم  

Para ikhwah yang dikasihi semua,
Sedikit catatan di pagi mulia, khasnya buat diri sendiri

Dalam mengharungi jalanan hidup ini, banyak ranjau dan duri, yang harus kita singkirkan satu demi satu. Demikianlah sunnatullah hidup bagi setiap manusia.

Di antara kita, ada yang berhasil menyingkirkan ranjau dan duri-duri, sehingga selamat di dunia dan di akhirat. Namun tidak kurang jua, ada yang tidak mampu menyingkirkannya sehingga harus terkapar dalam kubang kegagalan di dunia dan akhirat.

قَالَ اللَّهُ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِى وَرَجَوْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلاَ أُبَالِى

"Allahu Ta'ala berfirman, wahai anak Adam, sesunggohnya jika engkau menyeru dan mengharap kepada~Ku, maka pasti Aku ampuni dosa-dosamu, Aku tak peduli berapa banyaknya."

Allahu Samii' ul 'Aliim, seakan mendengar rintihan pilu para hamba~Nya, meletakkan diri~Nya pada puncak segala rintihan, seruan dan harapan, dan Dia menyediakan keampunan pada sesiapa jua yang tersesat jalan.

Ranjau dan duri-duri hidup itu demikian banyak, yang untuk menyingkirkannya jelas memerlukan waqtu amat panjang dan pengorbanan yang tidak sedikit.
Kita takut, seandainya kegagalan hidup itu berakhir dengan murka dan neraka Allahu Ta'ala. Akankah kita dapat menyelamatkan diri lagi, sementara kesempatan sudah tidak ada?
Dan akankah ada orang yang dapat mengasihani kepada kita lagi kala itu, justeru setiap orang bernasib sama.

يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِى

"Wahai anak Adam, seandainya dosamu meninggi setinggi langit, pasti akan Aku ampuni, Aku tak peduli berapa tingginya."

Allahu Kariim ul Hakiim, seakan mengerti gusaran hati para ummat-Nya, makhluq lemah yang terkapai mencari arti, kalut menelusuri igauan dunia, Allahu Ta'ala sediakan keampunan kepada sesiapa jua makhluq~Nya yang tetap mahu kembali akhirnya, kepada~Nya. Dia membuka sebesar-besar ruang kepada ummat yang sadar diri akan keterlanjuran dan kealpaan, lalu mahu kembali ke pangkuan-Nya.

يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً

"Wahai anak Adam, seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi dalam keadaan tidak syirik (menyekutukan~Ku) sedikit pon kepada~Ku, tentu Aku akan mendatangi-Mu dengan ampunan sepenuh bumi pula.”
Hadits riwayat imam at Tirmidzi rhm. no. 3540, (hasan) dari sahabat Anas bin Malik Rhu.

Allahu Rahmaan ur Rahiim, seakan memahami betapa gundah dan takut saorang hamba kepada-Nya, Sang Khaliq Yang Maha Pemurah Maha Pengasihani, anugerahkan keampuan pada tiap tiap hamba-Nya. Dia-lah yang Maha Pemurah lantaran memberikan ni'mat iman dan Islam, Dia-lah  yang Maha Pengasihani justeru sedia memberi kemaafan atas ummat yang ingkar dan culas pada perintah-Nya, setelah mereka diberikan kelazatan dunia dan seluroh isinya.

Tidak ada cara yang terbaik kecuali harus kembali kepada agama kita dan menempuh bimbingan Allahu Ta'ala dan Rasul-Nya.

Ambillah kesempatan pada detik hayat masih ada, untuk usaha menyingkirkan ranjau dan duri hidup, lalu benar-benar berserah diri dan bertawakkal kepada-Nya, semata.

☝Berserahlah, tawakkallah, dan   اسْتَغْفَر mohonlah keampunan,
insyaa'Allah

akhukum fillah
Bukit Mertajam
Jum'at, 23 Jumadil Awwal
Read more...