Selasa, 13 Jun 2017
Antara Wali Allah Dan Wali Syaithon
بسم الله
الرحمن الرحيم
السلام عليكم
و رحمة الله و بركاته
وبعد , يسرلي أمري وأحلل عقدة من لساني يفقهوا قولي
رب إشرح لي صدري و
Segala
puji bagi Allah Swt., Pencipta sekelian alam. Salawat dan salam ke atas
junjungan besar Nabi Muhammad Saw. Selamat sejahtera ke atas para Ahlul Bait,
SahabatNya, Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in, para Syuhada dan Salafus Soleh serta
orang-orang yang mengikut mereka dengan baik hingga ke hari kemudian. A'mma
ba'du.
Saya
mendoakan agar Allah Swt. sentiasa menerima semua amalan kita seterusnya
melimpahkan segala rahmat dan keampunan-Nya di hari dan bulan yang mulia ini,
Insya’Allah. Juga saya memohon perlindungan, rahmat dan bimbingan dari Allah
Swt. dari sebarang kesilapan dalam menuliskan nukilan ini.
Para sahabat jamaah yang dikasihi, pilihlah jalan kebaikan agar redho
Allahu Ta’ala senantiasa mengiringi hidup kita.
Antara Wali Allah Dan Wali Syaithon
Ketika disebut kata *wali* maka yang
langsung terbayang dalam benak kita adalah *suatu keanehan, kepelikan dan
keluarbiasaan*. Itulah yang dapat ditangkap dari pemahaman masyarakat terhadap
ma'na wali ini. *Maka, bila ada orang yang bertingkah laku aneh, apalagi kalau
sudah dikenal sebagai kyai, tok syeikh, ulama', tok guru dan berbagai, disangka
mempunyai indera keenam sehingga mengerti semua yang belum terjadi (ghoib),
segera disebut dan dipuja sebagai wali*.
Bahkan ada juga yang disebut sebagai
wali, padahal sering meninggalkan solat wajib. Ketika ditanyakan, dia menjawab
: “Kami kan sudah sampai tingkat ma’rifat, jadi tidak apa-apa tidak
mengerjakannya. Sedangkan solat itu bagi yang masih taraf syari’at.
Lalu, siapakah wali Allah yang
sebenarnya ?
Definisi Wali
Secara epistimologi, kata wali
adalah lawan dari ‘aduwwu (musuh) dan muwaalah adalah lawan dari muhaadah (permusuhan).
Maka wali Allah adalah “orang yang mendekat dan menolong (agama) Allah atau
orang yang didekati dan ditolong oleh Allah”.
Definisi ini semakna dengan
pengertian wali dalam terminologi Al Qur’an, sebagaimana Allah berfirman :
“Ingatlah,
sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhuatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang beriman dan selalu
bertaqwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam
kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji)
Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.”
Surah Yunus : ayat
62~64
Dari ayat tersebut, wali adalah
orang yang beriman kepada Allah dan apa yang datang dari-Nya yang termaktub
dalam Al Qur’an dan terucap melalui lisan rosul-Nya, memegang teguh
syari'at~Nya lahir dan batin, lalu terus menerus memegangi itu semua dengan
dibarengi muroqobah (terawasi oleh Allah), berterusan dengan sifat ketaqwaan
dan waspada agar tidak jatuh ke dalam hal-hal yang dimurkai-Nya berupa
kelalaian menunaikan wajib dan melakukan hal yang diharamkan.
Lihat : Muqoddimah Karomatul
Auliya’, Al-Lalika’i, Dr. Ahmad bin Sa’d Al-Ghomidi, jilid 5 hal. 8
Imam al hafidz Ismail bin Umar Ibnu
Katsir rhm. menafsirkan :
“Allahu Ta’ala menginformasikan bahawa para wali Allah
adalah orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Siapa saja yang bertaqwa maka dia
adalah wali Allah”
Tafsiir ul Qur'aan il Adziim, Jilid
2 hal. 384
Syaikh Muhammad bin Solih Ibnu
Utsaimin rhm. juga menjelaskan dalam Syarah Riyadhus Shalihin no. 96, bahawa
wali Allah adalah :
“orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Mereka
merealisasikan keimanan di hati mereka terhadap semua yang wajib diimani, dan
mereka merealisasikan amal solih pada anggota badan mereka, dengan menjauhi
semua hal-hal yang diharamkan seperti meninggalkan kewajiban atau melakukan
perkara yang haram. Mereka mengumpulkan pada diri mereka kebaikan bathin dengan
keimanan dan kebaikan lahir dengan ketaqwaan, merekalah wali Allah.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
dalam Al Furqon Baina Auliya’ ir Rohman wa Auliya’ usy Syaithon
mengatakan :
“Bukan termasuk wali Allah melainkan orang yang beriman
kepada Rasulullah Saw., beriman dengan apa yang dibawanya, dan mengikuti secara
lahir dan batin. Barangsiapa yang mengaku mencintai Allah dan wali-Nya, namun
tidak mengikuti Baginda Saw. maka tidak termasuk wali Allah, bahkan jika dia
menyelisihinya maka termasuk musuh Allah dan wali syaithon”.
Allahu Ta’ala berfirman :
Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”.
Surah Ali Imron : 31
Hasan Al Basri rhm. berkata :
“Suatu qaum mendakwa mencintai Allah, lantas Allah turunkan
ayat ini sebagai ujian bagi mereka”.
Allahu Ta'ala sungguh telah
menjelaskan dalam ayat tersebut, barang siapa yang mengikuti Rasulullah Saw.
maka Allah akan mencintainya. Namun siapa yang mendakwa mencintai-Nya tapi
tidak mengikuti Baginda Saw. maka dia tidak termasuk dalam golongan wali Allah.
Walau pon banyak orang menyangka
dirinya atau selainnya sebagai wali Allah, akan tetapi kenyataannya mereka
bukan wali-Nya.
Dari huraian di atas, terlihat
bahawa cakupan definisi wali ini begitu luas, mencakup setiap orang yang
memiliki keimanan dan ketaqwaan. Maka wali Allah yang paling utama adalah para
nabi. Para nabi yang paling utama adalah para rasul. Para Rasul yang paling
utama adalah ‘ulul azmi. Sedang ‘ulul azmi yang paling utama adalah Nabi kita
Muhammad Saw.
Maka sangat salah suatu pemahaman
yang berkembang di masyarakat kita saat ini, bahawa wali itu hanya dimonopoli
oleh sekelompok orang-orang tertentu, semitsal ulama', kyai, tok syaikh, tok
guru, tok lebai, oaring-orang tertentu, apalagi hanya terbatas pada orang yang
memiliki ilmu yang aneh-aneh, peramal kepada yang ghoib, mengaku mendapat ilham
langsung dari Allah dan sampai pada orang yang memperlekehkan kewajiban
syari’at yang diwajibkan atasnya.
Ingat sekali lagi, piawai sesaorang
termasuk wali Allah adalah bertaqwa dan beriman yang sebenar~benarnya kepada
Allahu Ta'ala dan rosul~Nya.
Jika ia malah memiliki ilmu-ilmu
aneh tapi culas mengerjakan solat juga menyeru manusia kepada ketahyulan,
kepercayaan karut, pelaku kebid'ahan, menyeru kepada pengkultusan manusia dan
pengamalan hal yang tidak datang dari Allahu Ta'ala dan rosul~Nya. ini sunggoh
bukan wali Allah tetapi benar~benar wali syaithon.
والله تعالى أعلم
, وصلى
الله وسلم على نبينا محمد، وعلى آله
وأصحابه أجمعين.
Yang
benar itu datang dari Allah Swt. dan Rasul-Nya, semua yang tidak benar itu dari
saya yang amat faqir dan dhoif ini.
سكيان
, والسلام
eddzahir @ 38
tanah liat, bukit mertajam
Dasar Islam : Haram Menghina Agama Lain
بسم الله
الرحمن الرحيم
السلام عليكم
و رحمة الله و بركاته
وبعد , يسرلي أمري وأحلل عقدة من لساني يفقهوا قولي
رب إشرح لي صدري و
Segala
puji bagi Allah Swt., Pencipta sekelian alam. Salawat dan salam ke atas
junjungan besar Nabi Muhammad Saw. Selamat sejahtera ke atas para Ahlul Bait,
SahabatNya, Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in, para Syuhada dan Salafus Soleh serta
orang-orang yang mengikut mereka dengan baik hingga ke hari kemudian. A'mma
ba'du.
Saya
mendoakan agar Allah Swt. sentiasa menerima semua amalan kita seterusnya
melimpahkan segala rahmat dan keampunan-Nya di hari dan bulan yang mulia ini,
Insya’Allah. Juga saya memohon perlindungan, rahmat dan bimbingan dari Allah
Swt. dari sebarang kesilapan dalam menuliskan nukilan ini.
Para sahabat jamaah yang dikasihi, pilihlah jalan kebenaran agar redho
Allahu Ta’ala senantiasa menaungi hidup kita.
Dasar Islam : Haram Menghina Agama Lain
Tidak hairan sama sekali adanya
segala macam bahasa kasar, hinaan, kejian, kesat, celupar, cacimaki terhadap
Islam, Nabi Muhammad Saw. dan ummatnya. Lantaran, dalam jiwa para kafiriin
memang tidak pernah berhenti rasa amat benci dan hasad terhadap Islam dan
ummatnya.
Yaqinlah, bahawa semua yang sedang
berlagak baik dan berkata indah dihadapan kita selama ini pon, tidak lebih dari
hanya menanam tebu ditepi bibir semata.
Bukanlah tujuan kalam ini mahu
menghasut, tetapi seqadar mahu memberi peringatan supaya sentiasa berwaspada
dengan strategi dan da'yah para kafiriin ini yang penoh kemunafiqan dan
bermuka-muka.
Ummat Muslimin, seharusnya sedia
mafhum dan ma'lum, perihal persepsi, penolakan dan penghinaan sebegini bukanlah
hal pelik. Malah tidak sepatutnya kita menjadi dungu kehairanan seumpama kali
pertama melihat makhluq asing dari dunia lain.
Disebalik segala macam kejian,
hinaan, kedengkian dan cacimaki itu, Islam mempunyai garis dasar tersendiri
tersendiri terhadap agama, kepercayaan, ritual dan adat kehidupan mereka.
Insya'Allah! mari kita fahami supaya tidak tersilap.
Firman Allahu Ta'ala :
وَلاَ تَسُبُّوْا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ
فَيَسُبُّوْا اللهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ
"Dan janganlah kamu cerca benda-benda yang
mereka sembah yang lain dari Allah, kerana mereka kelak, akan mencerca Allah
secara melampaui batas dengan ketiadaan pengetahuan .... "
Surah Al-An'am (6) : 108
Imam Ismail bin Umar dalam Tafsiirul
Qur'aanil Adziim, jilid 3 hal. 272 mengatakan :
Maka Allah Swt. menurunkan ayat ke
108 surah Al An'aam, melarang rosul-Nya dan orang-orang yang beriman mencaci
sesembahan qaum musyrikin, sekali pon cacian itu mengandung kemaslahatan,
kerana hal itu menimbulkan kerosakan yang lebih besar berbanding kemaslahatan
itu sendiri, yaitu balasan orang musyrikin ke atas tuhan orang-orang Mu'min,
padahal Allahu Ta'ala adalah "Rabb, yang tiada ilah (yang berhak
diibadahi) selain Dia". Dan larangan itu menjadi dasar Islam selamanya.
Syaikh Muhammad Ali As-Sobuni dalam
tafsirnya Sofwatul Tafaasir, jilid 1 hal. 410 berkata :
“Dan janganlah kamu mencela
sembahan-sembahan orang musyrikin dan berhala-berhala mereka, maka mereka kelak
akan membalasnya dengan celaan kepada Allah dalam keadaan jahil dan akan
bersifat melampau disebabkan mereka tidak mengetahui kebesaran Allah Swt.
Ibnu Abbas berkata : orang-orang
musyrikin Makkah berkata kepada Nabi Muhammad Saw. ; “Berhentilah daripada
menghina tuhan-tuhan kami atau pon kami akan menghina Tuhan kamu”. Maka Allah
menurunkan larangan-Nya ini.
Prof. Wahbah Az-Zuhaili rhm. berkata
dalam tafsirnya Al-Munir, jilid 7, hal. 327 :
“Ulama’ berkata bahawa hukum ayat
ini kekal yaitu larangan menghina segala kebesaran agama mereka seperti salib,
sembahan mereka, tempat ibadat mereka, dan jangan terdedah melakukan perbuatan
tersebut kerana ianya seolah-olah menggalakkan ma'siyat iaitu penghinaan kepada
Allah dan rosul-Nya”.
Justeru, pesanan kepada diri saya
sendiri, para sahabat jamaah dan seluroh ummat Muslimin, sebarang katabalas
terhadap da'yah dan perangai buruk qaum musyrikin, seharusnya dibalas dengan
ilmu dan kecerdasan, jangan sampai meletakkan perasaan melepasi fikiran.
Semoga memberi kebaikan dan munafaat
والله تعالى أعلم
, وصلى
الله وسلم على نبينا محمد، وعلى آله
وأصحابه أجمعين.
Yang
benar itu datang dari Allah Swt. dan Rasul-Nya, semua yang tidak benar itu dari
saya yang amat faqir dan dhoif ini.
سكيان
, والسلام
eddzahir @ 38
tanah liat, bukit mertajam
Rabu, 7 Jun 2017
Coretan Hati : Ulama Yang Sebenar
بسم الله
الرحمن الرحيم
السلام عليكم
و رحمة الله و بركاته
وبعد , يسرلي أمري وأحلل عقدة من لساني يفقهوا قولي
رب إشرح لي صدري و
Segala
puji bagi Allahu Ta’ala, Pencipta sekalian alam. Salawat dan salam ke atas
junjungan besar Nabi Muhammad Saw. Selamat sejahtera ke atas para Ahlul Bait,
Sahabatnya, Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in, para Syuhada dan Salafus Soleh serta
orang-orang yang mengikut mereka dengan baik hingga ke hari kemudian. A'mma
ba'du.
Saya
mendoakan agar Allahu Ta’ala sentiasa menerima semua amalan kita seterusnya
melimpahkan segala rahmat dan keampunan-Nya di hari dan bulan yang mulia ini,
Insya’Allah. Juga saya memohon perlindungan, rahmat dan bimbingan dari Allah
Swt. dari sebarang kesilapan dalam menuliskan nukilan ini.
Para sahabat jamaah yang dikasihi, pilihlah jalan kebenaran agar redho
Allahu Ta’ala senantiasa mengiringi hidup kita, dan kita dimenangkan dari dunia
sampai akhirat..
Ulama' : Yang Sebenar
Ulama' yang sebenarnya ulama', dia
tidak akan mengaku dan tidak akan sekali-kali merasai dirinya ulama', namun
senang menerima kebenaran
Mereka boleh menerima kebenaran
dengan sesiapa sahaja,
Apabila mereka tahu dan terbukti,
itu adalah kebenaran,
Begitulah juga, orang cerdik pandai,
dia tidak akan sekali-kali merasa pandai, akan tetapi sedia boleh menerima
kebenaran waima dengan sesiapa sahaja,
Yang susah itu, yang bukannya
ulama', namun pada mereka-mereka yang merasa dirinya ulama', egonya besar
Lalu payahlah mereka hendak menerima
kebenaran, sekali pon mereka tahu itu adalah kebenaran, kalau kebenaran itu,
bukan dari kelompok mereka
Begitulah juga, cerdik pandai yang
merasa dirinya serba pandai, payah menerima kebenaran, kalau bukan dari mereka
datangnya kebenaran itu
Orang yang semacam ini, senantiasa
ada di dalam sebuah jamaah atau masyarakat,
Susah jamaah dibuatnya, rosak ummat
dibuatnya
Hendak dikedepankan, mereka
menendang, hendak dibelakangkan mereka menanduk Kelebihan orang, hasad
dengki pula yang datang
Silap sedikit orang, di masa itulah
mereka mengambil peluang menjatuhkan
atau mencerca orang, mencaci maki,
menghina, menista
Begitulah, jika taqwa tidak ada pada
sesaorang, lebih-lebih lagi pada ulama' dan cerdik pandai
Itulah dia, di antara penyakit di
dalam jamaah ummat Islam, masa kini
Organisasi ummat Islam di akhir
zaman
Makin ramai ahli jamaah, semakin
banyak masalah
Semakin ramai anggota jamaah,
semakin lemah
Lagi banyak bertambah-tambah, lagi
berpecah
Akibatnya, apa sahaja kemajuan
hendak dicetuskan, banyak sangat halangan
Maka, halangan itu daripada dalam,
bukan daripada luaran, amat menyedihkan
Kadang-kadang, orang yang bodoh,
lebih mudah didisiplinkan dan mudah berqurban
Justeru, penyakit ummat adalah
daripada ulama', yang bukan selayaknya ulama'
dan cerdik pandai yang merasa serba bijak,
tapi haqiqinya merosak
Akhirnya, apa yang terjadi, ramai
itu membawa kelemahan, bukan kekuatan, banyak itu membawa perpecahan, bukan
kesatuan
Maka, terjadilah seperti pepatah
yang mengatakan : ibarat buih di laut, yang menggunung besarnya
Akan tetapi, lidi penyapu saja yang
jatuh ke atasnya, cukup ia pecah berkecai
Begitulah, nasib ummat Islam di hari
ini
Bilangan mereka ramai, tapi lemah,
macam buih di laut
Dek penyakit cintakan dunia, mencari
redho manusia, penyakit ego, disalut hasad dan takabbur, dari kalangan merasa
ulama' dan cerdik pandai
Sedikit catatan dinihari ....
kala sujud menginsafi diri
والله تعالى أعلم
, وصلى
الله وسلم على نبينا محمد، وعلى آله
وأصحابه أجمعين.
Yang
benar itu datang dari Allah Swt. dan Rasul-Nya, semua yang tidak benar itu dari
saya yang amat faqir dan dhoif ini.
سكيان
, والسلام
eddzahir @ 38
tanah liat, bukit mertajam
Penghasad Dengki dan Perosak : Dalam Wajah Yang Baik-Baik
بسم الله
الرحمن الرحيم
السلام عليكم
و رحمة الله و بركاته
وبعد , يسرلي أمري وأحلل عقدة من لساني يفقهوا قولي
رب إشرح لي صدري و
Segala
puji bagi Allah Swt., Pencipta sekelian alam. Salawat dan salam ke atas
junjungan besar Nabi Muhammad Saw. Selamat sejahtera ke atas para Ahlul Bait,
SahabatNya, Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in, para Syuhada dan Salafus Soleh serta
orang-orang yang mengikut mereka dengan baik hingga ke hari kemudian. A'mma
ba'du.
Saya
mendoakan agar Allah Swt. sentiasa menerima semua amalan kita seterusnya
melimpahkan segala rahmat dan keampunan-Nya di hari dan bulan yang mulia ini,
Insya’Allah. Juga saya memohon perlindungan, rahmat dan bimbingan dari Allah
Swt. dari sebarang kesilapan dalam menuliskan nukilan ini.
Para sahabat jamaah yang dikasihi, pilihlah jalan kebaikan agar redho
Allahu Ta’ala senantiasa mengiringi hidup kita.
Penghasad Dengki dan Perosak : Dalam Wajah Yang Baik-Baik
Sedikit catatan kuliyah di Surau
Syaikh Yusof, Ayer Itam, Pulau Pinang, seusai solat Maghrib, pada hari Rabu, 5
April 2017
Sejarah anak-anak Nabi Ya'qub ahs.
yang cuba membunuh adik bongsu mereka, Nabi Yusuf ahs. Sejarah tersebut sebagai
peringatan betapa bangsa Yahudi Bani Israel serta para manusia pengekor mereka
sehingga kini, amat mahir dalam pembikinan plot fitnah, menipu dan
sabotaj.
Ia juga merupakan kisah yang
mengajar kita akan qa'idah bagaimana menangani fitnah. Juga sebagai 'ibrah
untuk kita sentiasa waspada dengan golongan penghasad dengki dan perosak yang
senantiasa ada dalam kalangan kita.
Malah, paling utama, sejarah ini
mengajar supaya kita dapat menolak sikap-sikap perosak, dari terlekat dalam
diri kita sendiri.
Benar sunggoh Al Qur’an adalah “Al
Bayan, Al Hudaan dan Al Furqan” kepada manusia yang beriman, kisah yang berlaku
sekitar 4000 tahun dahulu, ‘ibrah dan kebaikannya kekal berterusan sehingga
kini.
* Puncanya : Hasad Dengki.
Punca utama budaya fitnah adalah
kerana hasad dengki yang meluap-luap. Iri hati dengan ni'mat dan kelebihan yang
ada pada orang lain. Yang lebih dahsyat adalah, dengki dengan orang yang
mempunyai hubungan dekat. Dalam kisah Nabi Yusuf, abang-abang Nabi Yusuf dengki
terhadap Nabi Yusuf kerana dirasakan Baginda lebih disayangi oleh bapa mereka,
Nabi Ya'qub.
"Sesungguhnya
Yusuf dan saudaranya (Bunyamin) lebih disayangi oleh bapa kita lebih dari kita.
Sedangkan kita lebih kuat"
Surah Yusuf : ayat 8
Mereka satu keluarga, sedarah
daging, sesama Islam. Tetapi berpenyakit iri hati tajaan syaithon yang amat
kronik.
* Kondisi Hasad Dengki Yang Amat Parah
Jiwa yang kotor dan rosak disebabkan
oleh hasad dengki dan mengikut nafsu syaithon, sehingga tergamak menudoh ayah
sendiri ya'ni saorang nabi Allah, sebagai bertindak tidak adil, pilih kasih dan
tua renta tak berguna. Selain itu, inilah sifat nifaq, yang sendiri mempunyai
masalah akan tetapi dihalakan, ditudoh juga disabitkan kepada orang lain.
"Sesunggohnya
ayah kita dalam kekeliruan yang nyata".
Surah Yusuf : ayat 8
* Iri Hati Yang Meluap-Luap Sehingga Menolak Kebenaran
Kelebihan nabi Yusuf adalah atas
kapasitinya saorang nabi yang dianugerahkan langsung oleh Allahu Ta'ala
kepadanya, bukannya atas sebab pilih kasih atau ketidakadilan kasih sayang yang
dibuat-buat oleh nabi Ya'qub. Inilah kebenaran dari Allahu Ta’ala yang
dimomokkan dan dan ditolak.
".. demikianlah
Tuhanmu, memilih kamu (menjadi nabi) dan diajarkan-Nya kepada kamu sebahagian
daripada ta'bir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya ni'mat-Nya kepadamu ...
Surah Yusuf : ayat 6
* Menganggap Semuanya Persaingan
Hubungan darah yang sepatutnya
terjalin dengan penuh perkongsian kasih sayang dan mencintai, tiba-tiba
dijadikan sebagai persaingan sesame sendiri, bagi merebut perhatian hingga
meragut keharmonian, malah dijadikan asbab untuk berbuat kejahatan. Kita boleh
memilih samada mahu saling kuat menguat atau sengaja mencipta persaingan atas
rasa dengki. Inilah rupa paras penyakit hati yang masih kekal sehingga kini.
"Sesungguhnya
Yusuf dan saudaranya (Bunyamin) lebih disayangi oleh bapa kita lebih dari kita.
Sedangkan kita lebih kuat"
Surah Yusuf : ayat 8
* Membunuh Nyawa Atau Bunuh Karektor.
Abang-abang Nabi Yusuf (dengan
hasutan syaithon) mengemukakan dua pilihan plan komplot ke atas Nabi Yusuf.
Sama ada, membunuh nyawa atau bunuh karektor. Mereka memilih bunuh karektor Nabi
Yusuf dengan mencampakkannya ke dalam perigi supaya identiti Nabi Yusuf lenyap.
Yang dengan melakukan itu, mereka berharap merekalah yang nanti mendapat
perhatian, sesudah Nabi Yusuf tiada.
"Bunuhlah Yusuf
atau buanglah dia ke suatu daerah supaya bapa kalian kembali memberi perhatian
kepada kalian"
Surah Yusuf : ayat 9
* Basuh Dosa Sabotaj/Makar Dengan Amal Solih Sesudahnya
Pelaku komplot jahat kebiasaannya akan
memujuk hati, meredakan rasa bersalah mereka dengan janji untuk berbuat amal
ibadat sesudah itu. Kononnya susulan ibadat mereka dapat menampung dosa
kejahatan mereka yang suka menfitnah dan tikam belakang itu. Inilah bentuk
fahaman amat jahat.
"Dan sesudah itu
(membuang Nabi Yusuf) hendaklah kamu menjadi orang-orang solih"
Surah Yusuf : ayat 9
Ini penyakit bawaan syaithon yang
masih berleluasa dari dahulu sehingga sekarang. Tak pernah kurang pon dalam
kalangan kita sendiri : "buat ja dulu, ujung-ujung nanti kita bertaubat
lah". Ini benar-benar fahaman ajaran syaithon.
* Tudohan dan Prasangka Kononnya Orang Lain Pula Yang Bersangka
Buruk.
Bagi membentengi dakwaan jahat serta
memaksa orang lain, agar bersetuju dengan fitnah mereka, pelaku fitnah ini akan
melemparkan tudohan kononnya, sesiapa jua yang tidak percaya kepada pembohongan
mereka adalah di kalangan orang yang suka bersangka buruk terhadap mereka.
Lihatlah kalam-kalam mereka yang jahat ini terhadap ayahanda mereka sendiri,
"Wahai ayah kami,
apa sebabnya kamu sukar mempercayai kami?"
Surah Yusuf : ayat 11
* Pandai Berpura-Pura dan Tunjuk Baik
Abang-abang Nabi Yusuf
mengulang-ulang da'waan bahawa bapa mereka, Nabi Ya'qub suka bersangka buruk
terhadap mereka. Inilah kalam yang dijaja sana sini ditengah masyarakat, sedangkan
rasa curiga itu datang dari dalam diri mereka sendiri.
"Ayah sama sekali
tidak akan percaya dengan kami sekali pon kami adalah orang-orang yang
benar"
Surah Yusuf : ayat 17
* Mahir Berlakon Mohon Simpati atau Sokongan
Penfitnah dan pengkhianat tegar
mesti mempunyai bakat berlakon yang luar biasa. Kemahiran ini penting demi
mempersembahkan perancangan mereka dengan jayanya. Mereka boleh saja bermuka-muka
dan tidak kelu lidah ketika menipu. Paara penghasad ini memangnya tidak tahu
malu, malah sedikit pon rasa segan silu kepada Allahu Ta’ala Yang Maha
Mengetahui apatah lagi terhadap manusia. Yang penting segala hasrat mereka mahu
dicapai dengan cara apa pon.
"Kemudian mereka
datang kepada bapa mereka pada waktu malam dalam keadaan menangis"
Surah Yusuf : ayat 16
Bayangkan mereka yang mengkhianati
dan menganiaya Nabi Yusuf, tapi mereka pula yang menangis kesedihan demi
menunjuk kekesalan. Mereka kelihatan cukup baik lagi penyayang. Haqiqatnya
berhati bangsat sunggoh.
* Sangat Pandai Bermuka-Muka Tunjuk Baik
Para perosak ini amat pandai menunjuk
baik dan bagus dihadapan orang. Bahasa pon sangat lunak dan penoh pujuk rayu.
Sedangkan semua itu, tiada lain supaya segala macam hasrat jahat mereka mahu
ditutup. Inilah sifat nifaq yang amat tinggi martabatnya.
".. sesunggohnya
kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya".
Surah Yusuf : ayat 11
"... sesunggohnya
kami pasti menjaganya".
Surah Yusuf : ayat 12
Justeru, berhati-hatilah dengan
kalam-kalam pendusta dan perosak, jangan sekali-kali cepat percaya sekali pon
sedap dan enak didengar. Mereka-mereka ini amat pandai merayu, merintih dengan
kalam mendayu dan indah-indah, mitsalnya kalam sebahagian orang politik.
Peringatan kepada diri-diri kita, janganlah terpedaya dengan kalam-kalam palsu
mereka ini.
* Pandai Merekacipta Bukti Palsu
Da'waan mereka ini bukan pula dengan
tangan kosong. Bahkan beserta bukti-bukti kononnya! Kalau pon semua itu bukti
palsu dan bathil semata. Dan ini perangai tak asing pon dalam kalangan kita
sekarang. Berapa ramai yang tergamak membuat cerita palsu, mereka cipta bukti
palsu, sumpah palsu, janji palsu ……
"Mereka datang
membawa baju (Yusuf) dengan berlumuran darah palsu"
Surah Yusuf : ayat 18
Dalam plot tersebut, abang-abang
Nabi Yusuf telah memangsakan serigala sebagai tertudoh untuk dipersalahkan. Serta
mengorbankan kambing yang langsung tiada kaitan dengan konflik mereka, untuk
diambil darahnya, dipalitkan ke gamis nabi Yusuf bagi dijadikan bukti palsu
kononnya Nabi Yusuf telah terbunuh.
Dalam plot fitnah sebegini, pasti
akan ada yang menjadi mangsa walau pon pada asalnya tiada kaitan. Begitulah
serigala dan kambing, yang dikambing hitamkan.
* Tuntutan Sentiasa Bijaksana Dan Adil
Seharusnya kita mengambil I’tibar
dan mengikuti sikap saorang nabi dalam menghadapi suasan fitnah yang
menjadi-jadi ini. Seorang Nabi mempunyai sifat bijaksana. Mampu rasional dalam
menilai dan bertindak. Antara sikap Nabi Ya'qub dalam menghadapi situasi
sebegini adalah :
1. Berhati-hati dengan sikap yang
mencurigakan. Berwaspada adalah hikmah.
" ...
sesunggohnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkan aku dan aku khawatir
kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah daripadanya".
Surah Yusuf : ayat 13
2. Mampu membezakan antara bukti
benar dan bukti palsu. Nabi Ya'qub menilai bahawa bukti baju Nabi Yusuf itu
palsu kerana tidak logik ia diterkam serigala tetapi tidak koyak.
".... sebenarnya
dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang burok) itu ..."
Surah Yusuf : ayat 18
Zaman sekarang masing-masing
menda'wa ada bukti, malah yang bathil dan palsu itulah yang terhegeh-hegeh
lebih digembar-gemborkan. Kita perlu ingat, ada bukti benar dan ada bukti
palsu. Tanpa kembali ke jalan Allah dan Rosul-Nya, sukar untuk kita meletakkan
keadilan dalam memilih yang mana haq yang mana bathil.
3. Mengambil sikap sabar, yaqin satu
hari kelak Allahu Ta'ala pasti akan menyingkap kebenaran.
"Maka kesabaran
yang baik itulah (kesabaranku), dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya
terhadap apa yang kamu ceritakan"
Surah Yusuf : ayat 18
Demikianlah yang diajar, serahlah
dan tawakkkal kepada Allahu Ta’ala supaya kebenaran akhirnya tertegak dan
kebathilan dilupuskan. Tanpa rasa kecenderungan dan pasrah kepada Allahu
Ta’ala, kita akan hanya terbelit dalam hawa nafsu dan takkan dapat memberikan
keadilan yang haqiqi.
Khatimah
Mungkin saja ada orang-orang
dikelilingan kita, yang mewarisi sikap dan kemahiran abang-abang Nabi Yusuf
dalam melakukan onar, pembelit, penghasad dengki, perosak dan penipu, mempunyai
pertalian darah dengan Yahudi al-Maghdub.
Kalau tidak pon, memang kita kena sangat
berhati-hati dengan golongan perosak ini, jauhi dan tinggalkan mereka, sebelom
kita pula yang menjadi mangsa.
Semoga Allahu Ta'ala pelihara kita
semua.
insya'Allah, berjumpa lagi dalam
kuliyah yang lain. Semoga saya sempat lagi menulis catatan.
والله تعالى أعلم
, وصلى
الله وسلم على نبينا محمد، وعلى آله
وأصحابه أجمعين.
Yang
benar itu datang dari Allah Swt. dan Rasul-Nya, semua yang tidak benar itu dari
saya yang amat faqir dan dhoif ini.
سكيان
, والسلام
eddzahir @ 38
tanah liat, bukit mertajam
Langgan:
Catatan (Atom)