بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
وبعد, يسرلي أمري
وأحلل عقدة من لساني يفقهوا قولي
رب إشرح لي صدري و
Segala puji bagi Allah Swt., Pencipta sekelian alam.
Salawat dan salam ke atas junjungan besar Nabi Muhammad Saw. Selamat sejahtera
ke atas para Ahlul Bait, SahabatNya, Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in, para Syuhada dan
Salafus Soleh serta orang-orang yang mengikut mereka dengan baik hingga ke hari
kemudian. A'mma ba'du.
Saya mendoakan agar Allah Swt. sentiasa
menerima semua amalan kita seterusnya melimpahkan segala rahmat dan
keampunanNya di hari dan bulan yang mulia ini, InsyaAllah. Saya memohon
perlindungan, rahmat dan bimbingan dari Allah Swt. dari sebarang kesilapan
dalam menuliskan nukilan ini.
Disini saya sertakan beberapa korespondens antara saya
dengan beberapa orang, Untuk tujuan dan manfaat ilmiyah bersama, insyaAllah.
Date:
Wednesday, November 7, 2012, 5:56 AM
The Commentators like Al Qurtoby have
mistranslated the word "Silm" or peace in the Quran to justify their
expansionest ideology during the early islamic period.
Silm is 'peace'. Allah asked us to enter
into 'peace'. Not aggression & coercion. Not Forcing people to convert to
Islam.
But the corrupted tyrants in the early
Islamic period said, "Oh you believers, enter into ISLAM (SILM)
completely!"
2. We believe
in the five pillars of Islam, but we consider them, as Prophet Mohamed himself
maintained, to be the pillars of the religion - not the religion itself. Performing
them is not the ultimate goal; rather, by doing them, we hope to establish a
base of piety that should help us foster other religious values, equal to - if
not more - pleasing to God, such as kindness, tolerance, and peace.
3. We respect
other scholars and theologians who performed Tafseer (i.e., exegeses and
interpretations of the Quran). However, as humans limited to a specific time
and place, it is only normal to accept that much of their interpretations,
while perhaps suitable to their time and place, may very well not at all be
suitable to our much changed world. Accordingly, modern interpretations of the
holy Quran (based on the one of the acknowledged roots of jurisprudence,
Ijtihad) should be implemented to enhance and enrich our understanding of the
religion.
9. We are clearly against any interpretation of the Quran
or Islam that does not respect the value of human life, or that promotes hatred
and violence against others.
Date:
Wednesday, 7 November, 2012, 3:43 PM
Allah wills
brings peace. Islam is not peace...its a religion.....a way of life
Date:
Wednesday, 7 November, 2012, 7:45 PM
No bro, u didn't get it. What Shabir Ally meant is
this ayat 2:208. 'Silm' is 'peace', not 'Islam' as commonly
translated during earlier Islamic period to justify
forced-conversion into Islam.
"O you who believe,
enter into peace, all of you, and do not follow the footsteps of the
Satan." (Quran 2:208)
5.
We believed that the ultimate way of implementing true Islam in our lives is by
living in peace and harmony with all mankind (2:208 Oh ye who believe! Enter
into peace whole heartedly; and follow not the footsteps of Satan (the evil
one); for he is to you an avowed enemy). Any historical event that may have
contradicted this fundamental tenet in any way, shape, or form, is undoubtedly
unacceptable to God and aginst the true teachings of the Qur’an.
Date:
Thursday, 8 November, 2012, 7:12 AM
السلام عليكم و رحمة الله
و بركاته
The Commentators like Al Qurtoby have
mistranslated the word "Silm" or peace in the Quran to justify their
expansionest ideology during the early islamic period.
Silm is 'peace'. Allah asked us to enter
into 'peace'. Not aggression & coercion. Not Forcing people to convert to
Islam.
But the corrupted tyrants in the early
Islamic period said, "Oh you believers, enter into ISLAM (SILM)
completely!"
Sekadar
bertanya :
Oleh
kerana imam Al Hafiz Abu Abdullah Muhammad ibn Ahmad
ibn Abu Bakr al-Ansori al-Qurthubi Rohimahullah adalah seorang mistranslated,
expansionest ideology dan corrupted tyrants
maka
adalah lebih baik segala kitab tafsir dan kitab Islamiyah lain (25 kitab
semuanya dalam pelbagai bidang) karangan beliau dibakulsampahkan sahaja.
Ini
disebabkan seseorang yang : mistranslated, expansionest ideology dan corrupted
tyrants, adalah seorang yang tidak lagi terpercaya (tsiqah) tetapi mardud untuk
diambil ilmu darinya.
سكيان , والسلام
Sent: Friday, November 9, 2012 2:46 PM
Slm ustaz,
Pls dont get it wrong.
The person
who mistranslated it might not deliberately did it. He was just trying his best
to interprete/tafsir. But there were also warlords around who
took the translation out of context, who were driven/obsessed by their own
interest, and became tyrants who did aggression, or forcefully
convert kafirs.
There are a
few points to address here:
1. Forceful
conversion is against the teachings of Quran. Rasulullah SAW never did it.
Rasulullah SAW had NEVER forced people to believe.
2.No one is
free from making mistakes. Sahabah, tabiins & old great scholars may make
mistakes in their writings. And that it's our responsibility to
always check & verify everything we read & learn. We cannot take
everything blindly.
3. No
one can claim to have the best interpretation, not Syabir Ally , not Ibn
Kathir, or anyone, bcoz none knows its ta'wil except Allah SWT (3:7)
We can just
do our effort to seek knowledge & pray for guidance..
"Our Lord! Let not our hearts deviate (from
the truth) after You have guided us, and grant us mercy from You. Truly, You
are the Bestower." (3:8)
Let's hope
for the best in doing ijtihad, by putting effort to seek & choose the
best source of guidance (39:17-18), ..for more meaningful life, and also to
defend & support Rasulullah SAW (33:56) from all falsehood
attributed to him.
Wallahua'lam
Sent: Monday, November 12,
2012 4:44 PM
السلام عليكم و رحمة الله
و بركاته
Terima kasih
atas maklumbalas dan penjelasan dari tuan, dan saya memahaminya. Saya mahu
mengulangi statement asal, yang saya kurang senang dengannya :
The Commentators like Al Qurtoby have mistranslated
the word "Silm" or peace in the Quran to justify their expansionest ideology during the early islamic
period.
Silm is
'peace'. Allah asked us to enter into 'peace'. Not aggression & coercion.
Not Forcing people to convert to Islam.
But the corrupted tyrants in the early Islamic period said, "Oh
you believers, enter into ISLAM (SILM) completely!"
Statement ini bukanlah seperti penjelasan tuan, tapi suatu tuduhan langsung ke
atas sifat peribadi imam Al Qurthuby Rhm. (sekarang disebut Cordova, Spain)
yang mempertikaikan kefaqihan ilmu dan kredibiliti peribadi beliau. Di dalam
kitab tafsir Al Jami' li Ahkam il Qur`an, Jilid 2 halaman 257-258, beliau rhm.
memang menafsirkan lafaz Silmi kepada Islam. Malah semakan saya ke atas 6 kitab
tafsir muktabar lain pun memaknakan yang sama, termasuklah sahabat Baginda
Saw., Abdullah Ibnu Abbas Rhu.
Natijah dari tuduhan sedahsyat ini adalah menjadikan beliau seorang yang
kategori tidak faqih lantas mardud, malah meliputi ke atas semua mufassirin
muktabar yang lain, yang tidak layak lagi diambil ilmu manfaat darinya.
Semestinya kita ingati, prinsip mengambil ilmu seharusnya :
"Janganlah
kamu cenderung kepada orang yang melakukan kezaliman, lantas kamu akan disambar
oleh api neraka. Dan tidak ada bagimu wali selain daripada Allah, kemudian kamu
tiada mendapat pertolongan.”
Surah
Hud (11) : ayat 113
Al-Imam
Malik bin Anas Rhm. menjelaskan : Ilmu tidaklah diambil dari empat orang : (1)
Orang yang bodoh yang menampakkan kebodohannya meskipun ia banyak meriwayatkan
dari manusia, (2) Pendusta yang ia berdusta saat berbicara kepada manusia,
meskipun ia tidak dituduh berdusta atas nama Rasulullah shallallaahu ’alaihi
wasallam (dalam hadis), (3) Orang yang menurutkan hawa nafsunya dan
mendakwahkannya, dan (4) Orang yang mempunyai keutamaan dan ahli ibadah, namun
ia tidak tahu apa yang dikatakannya (yaitu tidak faqih).
Imam
Al Hafiz Abu Bakar bin Ahmad bin Ali Al Khothib Al Baghdadiy Rhm, Kitab Al
Kifaayah Fi Ilmi Riwayah, Jilid 1, halaman 77-78
Saya
akui, sebagai mukmin sewajibnya kita beri'tiqad bahawa hanya Allah Ta'ala yang
sebenar-benarnya dan hanya Nabi Saw. yang ma'sum (bersih dari salah silap).
Manusia lain tiada hak ini, sepertimana dinyatakan kalamullah :
"Dia lebih mengetahui akan keadaan kamu
semenjak Ia menciptakan kamu (berasal) dari tanah, dan semasa kamu berupa anak
yang sedang melalui berbagai peringkat kejadian di dalam perut ibu kamu maka
janganlah kamu memuji-muji diri kamu (bahawa kamu suci bersih dari dosa).
Dialah sahaja yang lebih mengetahui akan orang-orang yang bertaqwa."
Surah An Najm (39) : Ayat 32
Dan
bukanlah hal ini pun yang saya mahu sebutkan melainkan, sebenarnya perkara adab
dan akhlak dalam perselisihan (khilafiyah) penafsiran dan pemahaman ilmu Allah
Swt. Amat kurang ajar perkataan sebegitu dikeluarkan ke atas seorang ulama'
lain oleh seseorang lain atas sebab mempuyai penfasiran/pemahaman berbeza.
Perbuatan ini lebih menyerlahkan sikap takbur dalam diri berbanding dari hasrat
menyampaikan al haq.
Perselisihan/khilaf
sebenarnya terhasil dari cara penafsiran/pemahaman ke atas mufradat/masdariyah/vocabulary
"sin.laam.miim - salima" sama ada dimaknakan secara lughah Arab -
sejahtera, selamat, aman, damai atau pun secara maknawi isthilah/syara' - Ad
Diin ul Islam. Manusia yang beraqal, waras dan ikhlas dalam beragama, pasti
benar memahami dan sedar bahawa perselisihan begini bukanlah alasan untuk
memardudkan dan menistai satu orang lain.
Lantaran
itu mesti difahami dengan benar apakah : terjemahan, ta’wilan dan penafsiran
sebelum berkata terlalu banyak. Ijtihad satu manusia tidak pernah membatalkan
ijtihad satu manusia lain. Dan mesti diingat bahawa ijtihad adalah bathil sama
sekali ke atas sesuatu urusan yang soreh dan qoth’ie ditetapkan oleh Allah dan
rasul-Nya. Pasti sekali as Silmi itu berarti Islam kerana tiada satu pun
“jalan” yang boleh membawa kepada kesejahteraan, kedamaian dan keamamnan yang
hakiki melainkan Islam justeru Allah telah berfirman :
“Dan barangsiapa mencari agama selain dari
agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya,
dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi.”
Surah Ali Imran (3) : ayat 85
Hujjah dan alasan bahawa penafsiran terdahulu
tidak tepat (outdated) berbanding modern interpretation yang lebih relevan
dengan zaman, seharusnya berhati-hati dengan pernyataan ini kerana Islam tetap
yang asli dan ia baqa’ (kekal), maka zaman yang mesti mengikut Islam dan bukan
Islam diubahsuai mengikut zaman. Sila berhati-hati.
Yang
saya maqsudkan adalah perkara adab dan akhlak dalam berilmu, memberikan
pandangan terhadap ilmuwan lain dan memberikan penafsiran ke atas Islam dan
Kalamullah.
سكيان , والسلام
From: edd zahir
Sent: Wednesday, November 28, 2012 10:33 AM
السلام عليكم و رحمة الله
و بركاته
Amat menarik sekali hal ini untuk
dikongsikan secara bersama sebenarnya perbincangan sebegini.
Go ahead, do as what you like with volumes
of kitabs of your idolized mullahs but don't tell me to
blindly follow what you have blindly swallowed.
Tiada sesiapa pun yang blindly follow and swallowed with volumes kitabs of
idolized mullahs (ini fahaman syi'ah) and yang orang lain kata waimma sesiapa
pun selain Nabi Saw. Semua orang Islam telah faham bahawa Allah Swt. Yang
Ma'bud Yang Qahhaar telah pun berpesan :
"Dia lebih
mengetahui akan keadaan kamu semenjak Ia menciptakan kamu (berasal) dari tanah,
dan semasa kamu berupa anak yang sedang melalui berbagai peringkat kejadian di
dalam perut ibu kamu maka janganlah kamu memuji-muji diri kamu (bahawa kamu suci
bersih dari dosa). Dialah sahaja yang lebih mengetahui akan orang-orang yang
bertaqwa."
Surah An Najm (39) :
Ayat 32
hanya Allah Ta'ala yang sebenar-benarnya dan hanya Nabi Saw. yang ma'sum
(bersih dari salah silap). Manusia lain tiada hak ini.
Yang dirujuki, ditinjau dan dinaqal pendapat, huraian dan penjelasan dari orang
tertentu itu (pasti sekali dirujuki kepada orang yang faqih dan terpercaya
mengikut sesuatu bidang) kerana ummat Muslimin mahu mematuhi perintah Allah
Swt. sendiri :
"Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang
Kami beri wahyu kepada mereka (para rasul dan nabi), maka bertanyalah kepada
orang-orang yang mempunyai pengetahuan (A) jika kamu tidak mengetahui".
Surah An Nahli (16) : ayat 43
A.
orang
yang mempunyai pengetahuan tentang Nabi dan Al Bayan
Ini dijelaskan oleh firman Allah Swt. lagi :
"Dan tiada Kami utuskan sebelum engkau (Muhammad) melainkan beberapa orang
lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada orang ahli
zikr (orang yang berilmu tentang Al Kitab) jika kamu tidak mengetahui."
Surah Al Anbiyaa’ (21) : ayat 7
Dan cara bagaimana mendapatkan pengetahuan itu pun telah Allah Swt. jelaskan
juga :
"Dengan keterangan-keterangan (mu'jizat) dan kitab-kitab. Dan Kami
turunkan kepadamu (Nabi Muhammad Saw.) Al Qur'an agar kamu menerangkan
kepada ummat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka (B) dan supaya
mereka memikirkan".
Surah An Nahli (16) : ayat 44
B. Segala perintah yang terdapat di dalam Al Furqan (larangan, perintah, kisah,
hukum, dll.)
yaitu : mendapatkan ilmu mengenai Islam itu menerusi mu'jizat dan keterangan Al
Qur'an sendiri yang dijelaskan oleh Nabi Saw. sendiri. Memberi makna tidak
boleh memahami Islam dan Al Qur'an sesuka hati melainkan menerusi apa yang Allah
telah tetapkan dan dikhabarkan oleh Nabi Saw. Sekiranya hal ini tidak dijaga
dan dipatuhi, orang akan buat sesuka hati tentang Islam dan Al Qur'an.
Dalam rangka memahami dan mentaati Islam secara yang benar, maka proses
mendapatkan keterangan dari Allah dan Rasul sendiri ke atas Islam dan Al Qur'an
wajib dilalui. Jika tidak kita akan jadi sepertimana ummat ahli kitab terdahulu
walau pun sekarang ini yang memahami kitab dan menafsirkan sesuka hati :
“Belum sampaikah lagi masanya bagi orang-orang yang beriman, untuk khusyu’ hati
mereka mematuhi peringatan dan pengajaran Allah serta mematuhi kebenaran
(Al-Quran) yang diturunkan (kepada mereka)? Dan janganlah pula mereka menjadi
seperti orang-orang yang telah diberikan Kitab sebelum mereka, setelah
orang-orang itu melalui masa yang lanjut maka hati mereka menjadi keras, dan
banyak di antaranya orang-orang yang fasiq - derhaka."
Surah Al Hadiid (57) : ayat 16
Semua ini, terangkum di dalam satu peringatan paling jelas oleh Allah dan rasul
kepada semua ummat muslimin dalam rangka beriman, tundukpatuh, mentaati dan
melaksanakan segala yang disuruh dan meninggalkan segala yang dilarang :
berbuatlah semua itu mesti dengan ilmu yang haq. Allah Ta'ala telah pun
berpesan :
"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak ketahui kerana
sesungguhnya pendengaran kamu, penglihatan kamu dan hati kamu akan ditanya dan
dipersoalkan."
Al Israa’ (17) : ayat 36
Nota : diakui sangat besar jumlah ummat Islam yang terlepas pandang hal asas
ini dan melewakannya sahaja, lebih senang menjadi taqlid buta. Entah di mana
silapnya, saya tidak berani menuduh melulu. Baik sekali hal ini dibincangkan
dalam satu forum khusus yang lain, supaya ada penyelesaian dan memberi
kebaikan, daripada menuduh itu ini tetapi tidak memberikan membantu apa pun
jalan kebaikan. Sekiranya kita tahu dan berupaya, bantulah saudara kita yang
lain sebaik-baiknya, jangan berkata rambang dan meninggalkan titik soal.
Jgn
terlalu taksub dgn ulama2 idola sehingga kitab2 tafsir & hadis2 mrk
boleh RULE-OUT perintah Allah.
Terima kasih atas peringatan. Keterangan yang dinyatakan di atas memberitahu
sejelas-jelasnya bahawa yang ditudukpatuhi hanyalah adalah Allah dan Rasul-Nya
semata-mata, bukannya manusia lain. Baik difahami benar-benar antara kaedah
yang digunapakai untuk memahami seterusnya menjadi landasan kepada ketaatan
berbanding dengan ketaatan yang haq.
ulama2 idola sehingga kitab2 tafsir & hadis2 mrk boleh RULE-OUT
perintah Allah.
Menarik
hal ini, harap dapat diberikan semua keterangan berkaitan supaya boleh
dikongsikan, diperhati, dibincangkan dan memberi manfaat kepada semua orang.
Yang tidak benar pasti sekali mesti akan ditolak. Kewajiban semua ummat
Mukminin menolak kebathilan dan menerima kebenaran. Cuma butiran lengkap – yang
rule out - itu mestilah diberikan.
Mari kita kembali ke fokus asas topik ini
:
Bagaimana sebenarnya dengan hanya lafaz : Tiada Paksaan Dalam Agama (2:256),
disokong oleh beberapa ayat lain yang Allah Swt. menyeru para Nabi, Rasul dan
seluruh ummat Muslimin supaya terusan berda'wah kepada kafirin tentang Islam
tetapi tidak boleh memaksa mereka memasuki Islam, boleh pula membawa kepada
adanya pengistinbatan hukum sebegini :
Samada org tu
Islam ke kafir ke, berubah fikiran, nak tukar agama/kepercayaan, dari
beragama Islam solat sembah Allah, esok dia berubah
fikiran sembah patung Buddha, minggu depan insaf balik taubat pergi masjid
sembah Allah, bulan depan jadi tolol lagi, tukar agama join keling paria pergi
sembah lembu2, kemudian terus tak percaya Allah sembah orang, sembah patung/palang,
atau sembah lori angkut taik sekalipun, itu semua urusan Allah. Allah yang
akan hukum org mcm tu. Bukan urusan kita utk paksa dia, hukum dia, bunuh
dia. Tak boleh. Kita cuma sampaikan saja.
yang
warna merah tu patut dibincangkan
dalam forum yang lain selepasnya. ini hal bentuk hukuman ke atasnya, bukannya
hal asas yang sedang diperbicarakan.
سكيان , والسلام
Sent: Friday, November 30, 2012 8:52 AM
Salam,
Now this is good, now we are talking, we are
discussing based on points & substance.
Educate, dakwah, menyebarkan syiar Islam - is a
YES.
Paksaan (dgn kekerasan/hukuman) - is a NO.
As expalined by verses 2:256 and posted
earlier as below:-
[Quran 10:99] Dan kalau Tuhanmu mengkehendaki,
tentulah beriman (percaya) semua orang di muka bumi seluruhnya. Apakah engkau
hendak MEMAKSA manusia supaya mereka menjadi org2 mukmin (believers/ org yg
percaya)?
Dlm ayat 18:29 itu juga Allah sediakan balasan buruk
bagi org yg tak percaya dan balasan baik & nikmat bagi org2 yg percaya dlm
ayat seterusnya (18:30-31) Allah. (ini semua urusan Allah, bukan urusan kita
nak menghukum & paksa org utk percaya)
[88:21-22] Maka peringatkanlah, kerana
sesungguhnya engkau hanyalah pemberi ingat; bukanlah engkau dapat memaksa atas
mereka
Wassallam,
0 ulasan:
Catat Ulasan